Postingan

Buku: Yang Tenang, Ada Allah

Jika hidup berjalan sesuai maunya kita, mungkin tidak sebaik sekarang keadaannya. Bisa jadi lebih buruk dan lebih menyedihkan, kita bisa apa dengan segala keterbatasan?.  Sedangkan, untuk yang terjadi besok saja yaa entah apa, kita tidak tahu. Sedangkan Yang Maha Esa mengetahui segalanya. Sang Maha Kuasa, Sang Maha Pengatur seluruh Alam semesta. Maka biarlah dia yang mengatur kita. Terima saja takdir Allah, yang tenang, bersama Allah semua kan baik-baik saja, tugas kita cukup Khusnudzan terhadap Nya. - Umi Indadari dalam buku "Yang Tenang, Ada Allah".

Diary eps. 8

Haiiiiiii, pad. Selamat pagi. Lagi-lagi kuucapkan terimakasi pada blog yang sering kuanggap notepad ini. Tak terasa, sedari 2021 ku tuangkan beberapa celotehanku disini. Ternyata, terakhir ku mampir kemari yaa di bulan April, ofc suda lama sekali rupanya. Suda tak bisa berkata-kata sebetulnya, kenapa semesta meng Aamiinkan  inginku dengan luarbiasa, yap diluar ekspektasi tentunya, September yg ku kira akan Septrouble, ternyata Sepbetter polll. Tapi, ku juga sadari semua tentang tabur tuai, semua tentang Law of Attraction. Maka dari itu, aku pun tak ingin berhenti untuk berproses dan menebarkan sedikit hal baik yang ku miliki pada manusia lain, agar ku tetap bisa menuai buah-buah manis yang ku hasilkan dari proses tersebut. Memang yaaa, hal baik itu gak melulu mesti instan dampaknya, juga gak melulu mesti di balas manusia yang kita perlakukan dengan baik, cukup ketika kita membutuhkan orang baik, dan semesta memberikan hal tersebut di saat yang tepat. Dari hal tersebut, ku semakin aware

Diary eps. 7

Guten morgen, pad. Lama yaa tak bersua, aku sekarang menyibukkan diri banget, makanya jarang hinggap disini untuk menuangkan isi kepala. Tak terasa, sekarang aku semester 4 yang artinya sudah 2 tahun mengampu pendidikan ini, aku merasa prosesku selama 2 tahun ini, lumayan efektif & efisien dari proses belajar yang sudah-sudah. Banyak hal yang sudah aku selami dan pelajari, tentang berhasil dan gagalnya aku, n i proud of that....

Consent & Priority

Haiii, pad. I mean Notepad hehe. Long time yaa tida singgah, bahkan hampir lupa, jikalau punya ruang untuk bercerita. Btw, ngomongin soal Consent & Priority artinya membahas tentang konsentrasi dan prioritas, but aku juga merasakan betapa ketimpangannya ketika tida tokus pada dua aspek tersebut,,

Bahas Passion

Hai, selamat malam. Salam hangat dari mata yang udah beberapa watt. Ngomongin Passion, yang aku ketahui sih ya, passion itu kayak sesuatu yang bisa bikin kita bergairah, semangat ngelakuin hal itu. Ya tentunya dalam konteks kegiatan positif. Di usia sekarang lah (20), aku merasa baru nemuin apa passionku, sebenarnya udah lama cari-cari referensi tentang hal ini, agar aku bisa tau apa passionku, minatku, gairahku, semangatku dimana. Dengan aku aware sama passionku, aku berharap mampu mengerucutkan, nentuin consent dan skala priority, ya tujuannya biar gak terkesan sibuk tapi gak produktif dan munculah ketimpangan hehe. Oh, iyaaa, btw perihal ketimpangan, kebetulan selama ini sering ketimpangan, karna banyak kesibukan yang aku comot dan pingin aku improve. Dan yaa, kalo aku garap semua kesibukan dan ambil semua peluang, aku bakalan tetep ketimpangan begini, and yaaap, dari situlah aku ngerasa bituh banget dengan yang namanya Consent &  Skala Priority. Lanjut part 2 haha

What u think about rule 8+8+8 ?

 What u think about rule 8+8+8 ? Membagi aktifitas sehari-hari menjadi 3 bagian agar membuat setiap lembaran hidup menjadi lebih baik, efisien dan efektif tentunya.  Delapan jam untuk bekerja keras, belajar dan lain sebagainya. Delapan jam untuk tidur yang cukup dan Delapan jam dihabiskan untuk 3F, 3H, dan 3S.  3F adalah waktu untuk keluarga, teman dan keyakinan. 3H adalah kesehatan, kebersihan dan hobi dan 3S adalah untuk senyuman, pelayanan dan kejiwaan.

Diary eps. 6

Andai kala itu aku menyerah, mengacungkan bendera putih untuk diriku sendiri, aku gak mungkin sampe di titik ini. Kala itu, semester satu, masih terbayang suasana hati seperti apa, aku yang merasa panick attack dengan habit disini, aku yang merasa culture shock dengan habit disini. Tak jarang setiap malam menggerutu ke temen kos, karena rasanya pusing sekali banyak pikiran yang menari-nari di kepala, tapi bingung mesti di tuangkan kemana. Terimakasih diriku, coz udah mampu bertahan sejauh ini, terimakasih temen kos yang senantiasa melebarkan kupingnya untuk mendengarkan celotehanku kala itu..