Hari-hari Literasi. Bahasa Indonesia Semester 1

Nama             : Ene Farah Irodatillah
NPM              : AP202210080
Prodi              : Ilmu Administrasi Publik
Mata Kuliah  : Bahasa Indonesia


    




Judul buku     : Aa Gym Apa Adanya

Penulis            : Abdullah Gymnastiar

Penerbit          : MQ Publishing

Kota Penerbit : Bandung

Tahun terbit   : 2003

Jenis Buku     : Autobiografi

Tebal Buku    : 164 lembar

Waktu Baca   : 25 September          

Halaman        : 28

Part                : Ketika Saya Dianggap Aneh

         Sesudah belajar dan mulai memahami agama, ada kerinduan yang aneh dihati ini, yaitu semangat untuk shalat berjamaah tepat waktu. Bahkan malam hari, rasanya ingin untuk selalu shalat tahajud. Saya sering sedih ketika fajar menyingsing, bahkan tak jarang sampai menangis. Aandaikan azan berkumandang atau ketika disebut nama Allah, entah kenapa hati ini seperti yang bergetar.

        Saya sering menangis kalau ada orang yang  sibuk menyebut Allah, rasanya hati ini menjadi cemburu. Tapi ini pula rupanya yang jadi masalah. Di satu sisi, saya menikmati keadaan ini, walaupun belum mengerti kenapa semua ini terjadi. Disamping itu, orang lain yang melihat, teman-teman, termasuk orang tua, menyangka saya bermasalah, bahkan dianjurkan untuk datang ke Dokter jiwa.

        Memang tidak enak dianggap jadi orang setres, tetapi saya percaya bahwa ini bukan setres, melainkan sebuah hidayah yang sangat amat indah dan mahal, sulit dijelaskan. Tapi, Ini pula yang membuat saya berupaya sekuat tenaga untuk belajar, membaca buku, berkumpul dengan teman-teman yang lebih sholeh, dan berkelana mencari guru yang bisa menjelaskan. Memang bingung menjadi seperti ini. Padahal jujur saja, waktu itu, membaca al-Quran saja masih belum lancar, apalagi mengerti bacaannya. Tetapi ada kenikmatan tersendiri waktu shalat dan berzikir. Wallahua’lam.

        Allah-lah yang Mahatahu rahasianya. Dan lambat laun tersingkap ketika mulai belajar sehingga lebih mengerti bahwa semua dan segalanya di Dunia ini hanya satu, yaitu karunia Allah semata. Inilah yang sekuat tenaga berusaha disyukuri dan saya sangat takut kehilangan kenikmatan ini.

        Penghinaan dan pandangan meremehkan dari sebagian orang tidak begitu menekan perasaan, karena saya lebih khawatir kehilangan kenikmatan ibadah ini dibanding dengan pusing atas cemoohan.Dan saya lihat dalam beberapa referensi, ini pun merupakan proses yang wajar. Apalagi sesudah diberi nasihat oleh guru bahwa jangan pusing dengan orang yang mencaci, karena setiap perbuatan akan kembali kepada dirinya sendiri. Teruslah sibuk memperbaiki diri, itulah kunci menjadi mukmin sejati.

 

Judul buku    : Rentang Kisah

Penulis           : Gita Savitri Devi

Penerbit         : GagasMedia

Kota Penerbit: Jakarta Selatan         

Tahun terbit  : 2017

Jenis Buku    : Autobiografi

Tebal Buku   : 218 lembar

Halaman ke  : 165-169

Waktu Baca  : 26 September         

Ringkasan     :

         Mencoba melihat dari kacamata Gita saat masih remaja, Gita yang dulu gak pernah menyangka kalau dia bakalan seperti sekarang ini. Memang, Gita yang sekarang belum mencicipi kesuksesan. Yap, kalo yang dimaksud dengan kesuksesan adalah punya rumah, punya mobil, dan makan di Restoran tiap akhir pekan. Sudah tentu masih jauh dari itu.

        Namun, apakah pernah aku membayangkan seorang Gita yang dulunya pemarah, memegang prinsip “Pokoknya gue harus dapetin yang gue mau, kalo enggak, gue bakal ngamuk”. Gengsi dan egonya lebih tinggi dari menara Eipel, sekarang bisa senyaman ini mengarungi hidup?, bisa se-selow ini jika kenyataan gak sesuai dengan apa yang diharapkan?, bisa setenang ini mengarungi kumelut dunia yang penuh dengan berbagai macam cerita tanpa GPS?.

        Aku sangat bangga karena sudah bisa mengalahkan setan dalam diri, yang selalu ngebisikin telinga untuk menyerah, untuk keras kepala, untuk kebanyakan berekspektasi supaya di depan nanti aku kecewa. Rasanya kayak lagi ikutan event lari 10km, terus pikiran malah meminta berhenti karena dia bilang capek, ngos-ngosan, butuh istirahat. Padahal, walaupun capek, dengan keyakinan pasti sampai garis finish.

        Aku juga sangat bangga dengan diri sendiri karena bisa melarikan diri dari definisi sukses yang aku miliki dahulu. Aku sangat bangga karena aku bisa mendefinisikan sendiri apa itu kesuksesan dan kebahagian versi pribadi. Dan aku sudah bisa membuktikan, kesuksesan bisa didapat, kebahagiaan selalu bisa dirasa, jika kita tahu caranya B e r s y u k u r…

        Aku pun selalu bilang ke diri sendiri untuk selalu percaya dengan apa yang Allah SWT kasih. Karena hal tersebut semata-mata hanyalah untuk kebaikanku sendiri.Aku juga selalu bilang kepada diri sendiri untuk berdamai dengan diri sendiri. Karena kita diberi jasad, diberi Ruh, untuk diajak berteman. Bukan untuk dimusuhi. Bukan untuk dibego-begoin ketika sedang terpuruk. Bukan untuk dijelek-jelekin ketika kita melihat ada orang yang jauh lebih cakep dari kita.

        Diri kita ini untuk disayang, untuk dirawat, untuk dijaga, diberi ilmu, ditinggikan derajatnya. Bukan untuk dipecut dan disiksa oleh diri sendiri. Love ur self.. Namun aku berharap, sekeras apapun cobaan yang akan dihadapi nanti, sekeruh apapun lingkungan dimasa depan, aku harus tetap berada diruang tenang yang sudah aku bangun dengan susah payah ini.

        Karena jujur aja, itu adalah ketakutan terbesarku. Aku takut akan kalah lagi dengan diri sendiri. Lebih tepatnya,takut diri ini akan kalah dengan kekarutmarutan dan segala macam tuntutan yang selalu ada di kehidupan yang fana ini. Dan aku harus selalu sadar, bahwa pada dasarnya hidup yang aku miliki ini bukan diisi dengan mengejar ini dan itu, tapi untuk menghadapi dan menikmati keseruan yang dikasih sama Allah.

        The key to live a happy life is, to always be grateful and don’t forget the magic word: ikhlas, ikhlas, ikhlas..

 

Judul Buku    : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa

Penulis            : Alvy Syahrin      

Penerbit          : GagasMedia

Kota Penerbit : Cipedak-Jagaraksa

Tahun terbit   : 2019

Jenis Buku     : Autobiografi

Tebal Buku    : 250 lembar

Halaman ke   : 241

Waktu baca   : Jumat, 30 September

Ringkasan     :

Jika kita tak pernah jadi apa-apa, well, yasudahlah. Toh kita sudah berjalan sejauh ini dan mengumpulkan pelajaran berharga. Namun, kau tahu? Kita adalah seorang anak yang berusaha berbakti kepada orang tua, meskipun sulit, meskipun kepayahan, tetapi kita harus tetap berusaha Baik.Setidaknya kita adalah Manusia yang sadar kalau dunia ini hanyalah kesenangan yang  fana.

Kita adalah Manusia yang harus tahu definisi kesuksesan sebenarnya itu apa dan bagaimana. Kita adalah manusia-manusia yang masih diberi waktu untuk memperbaiki segalanya. Kita adalah manusia-manusia yang harus tahu kemana harus melangkah. Dan kita adalah manusia-manusia yang semoga berpotensi untuk diampuni oleh Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.

 

Judul Buku     : Filsafat Administrasi

Penulis             : Prof  Dr. Sobdang P. M.P.A

Penerbit           : PT Bumi Aksara

Kota Penerbit  : Jakarta

Tahun terbit    : 2003

Jenis Buku       : Karya Ilmiah

Tebal Buku      : 141 halaman

Halaman ke     : 2-5

Waktu baca     : Minggu, 2 Oktober

Ringkasan      

1.      Filsafat

            Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata, yaitu Philos dan Shopia. Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Shopia dapat diartikan kebijaksanaan dan kearifan. Dengan demikian filsafat bisa diartikan senang kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu.

Dapat dikatakan bahwa, berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya. Baik mengenai hakikatnya, fungsi, ciri-ciri, kegunaan, serta pemecahan terhadap permasalahan tertentu.

2.      Administrasi

   Administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerja sama, antara dua orang atau lebih, yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Unsur-unsur Administrasi sebagai berikut :

  • Dua orang manusia atau lebih
  • Tujuan
  • Tugas yang hendak dilaksanakan
  • Sarana dan prasarana tertentu.
  • Mengenai unsur manusia, diperlukan lebih dari satu orang, karena seseorang tidak dapat bekerja hanya dengan dirinya sendiri.
  • Unsur tujuan, tujuan yang hendak dicapai dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses Administrasi tersebut. Tujuan dapat pula ditentukan oleh sebagian mereka yang terlibat.
  • Tugas dan pelaksanaannya, perlu ditekankan bahwa pencapaian tujuan akan lebih efisien dan ekonomis apabila semua orang yang terlibat mau bekerja sama satu sama lain. Dengan demikian, kerja sama dalam administrasi dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu kerja sama yang ikhlas dan sukarela (vountary cooperation), dan kerja sama yang dipaksakan (compulsory atau antagonistic cooperation).
  • Sarana dan prasarana, secara "aksiomatik" dapat dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah orang yang terlibat, semakin sederhana tujuan yang ingin dicapai, serta semakin mudah tugas-tugas yang ingin dilaksanakan, semakin sederhana sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 

            Dapat dipastikan pula bahwa sifat, ruang lingkup, dan bentuk kegiatan administrasi berbeda dari zaman ke zaman, berbeda pula dari satu waktu, kondisi ke suatu waktu dan kondisi yang lain. Ya karena tujuan yang berbeda-beda, tingkat kebutuhan yang berlain-lainan, dan kecerdasan yang beraneka ragam.

Waktu baca  : Minggu, 9 Oktober

Ringkasan 2 :

3.         Manajemen

Manajemen yaitu sebagai proses penyelenggaraan kegiatan dalam rangka penerapan tujuan, dan sebagai keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial, untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari Administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.

            Dalam hubungan ini perlu diperhatikan, bahwa manajemen dalam arti sebuah kelompok. Pimpinan tidak melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dapat dikatakan bahwa manajemen dan administrasi tidak dapat di pisah-pisahkan, keduanya saling keterkaitan. Mungkin, hanya beberapa kegiatannya saja yang dapat dibedakan. Apabila dilihat dari segi fungsional, administrasi mempunyai tugas utama, seperti :

  • Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (Organitational goals);
  • Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi (General and over all policies).

           Manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan, dalam batas kebijakan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental dan sektoral. Hanya saja kebijaksanaan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat khusus dan pelaksanaan (operasional).


Judul Buku   : PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Penulis           : Bright Learning Center

Penerbit         : Bright Publisher

Kota Penerbit: -

Tahun terbit  : 2020

Jenis Buku    : Bukan Fiksi

Tebal Buku    : 247 Lembar                                                                                                                       

Halaman ke   : 1-5

Waktu baca   : Senin, 3 Oktober 2022.

Ringkasan     :

Pemakaian Huruf

A      Huruf Abjad

Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 27 huruf.

Berikut huruf-huruf dan contoh pemakaiannya :






B.     Huruf Vokal

        Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yakni a, e, i, o, dan u.

        Berikut contoh pemakaian huruf vokal tersebut :



      





Catatan: Dalam pengucapan huruf E ada yang namanya diakritik, dan diakritik adalah suatu tanda baca tambahan pada huruf yang mempunyai penulisan yang sama dan pengucapan yg berbeda. Berikut jenis diakritik tersebut :                                                            

  1. Diakritik (Ă©) dilafalkan [e]. Contohnya: Pemuda di desaku sedang bermain di teras (tĂ©ras).  Kedelai adalah bahan utama dalam pembuatan kecap (kĂ©cap). Bibi sedang memasak terong balado bersama anaknya di dapur (tĂ©rong).
  2. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Contohnya: Andi dan Rahma menonton film seri (sèri). Pertahanan militer (militèr) Indonesia banyak dipuji oleh negara lain. Marta sedang memberi pakan ternak (tèrnak).
  3. Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Contohnya: Pertandingan sepak bola itu berakhir seri (sêri). Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia. Kecap (kécap) dulu makanan itu.

C. Huruf Konsonan.

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.






D. Huruf Diftong.

Diftong adalah gabungan dari dua huruf yang menghasilkan bunyi rangkap. Di dalam bahasa Indonesia, diftong dilambangkan dengan ai, au, dan oi.







E. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan yaitu huruf kh, ng, ny, dan sy. Di dalam huruf tersebut melambangkan satu bunyi konsonan.


 

 

 


 Waktu Baca      : Jumat, 23 Desember        

Halaman            : 134-141

Ringkasan       :

                                 PERIBAHASA

A. Pengertian Peribahassa

Peribahasa merupakan bahasa berkias, atau bahasa yang tidak mengungkapkan makna secara langsung, namun menggunakan perbandingan yang biasanya berbentuk kalimat atau juga berbentuk kalimat-kalimat ringkas yang berisi ungkapan, perumpamaan, perbandingan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku kehidupan KBBI.

B. Jenis-jenis Peribahasa

Peribahasa bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terdiri atas dua jenis, yaitu bidall dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis, yaitu perumpamaan.

1. Bidal
    Peribahsa jenis bidal memiliki rima dan irama, seringkali digolongkan kedalam bentuk puisi. 
Contoh : Hidup segan mati tak mau.
2. Pepatah 
    Peribahasa jenis pepatah memiliki isi yang ringkas, bijak dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan/mematikan ucapan orang lain.
Contoh : Biar lambat asal selamat.
3. Perumpamaan
    Peribahasa dalam bentuk peumpamaan, ungkapan-ungkapannya mengandung arti simbolik, biasanya dimulai dengan kata seperti, bagai atau bak.
Contoh : Datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin.

C.   Fungsi Peribahasa
1.    Menyatakan pendirian yang tegas
       Perumpamaan sebagai salah satu jenis peribahasa juga boleh digunakan untuk menyatakan pendirian yang tegas. Asalkan dalam penggunaannya dapat memilih kata dan kiasan yang memberi kesan yang sangat mendalam.

2.    Mewujudkan kebaikan dan keopantasan dalam pergaulan
       Kebaikan dan kepantasan dalam pergaulan menunjukkan individu yang terlibat dalam pergaulan tersebut merassa senang dan gembira saat bergaul. Dalam pergaulan, peribahasa biasanya digunakan untuk menunjukan sindiran atau pernyataan yang akan diungkapkan secara halus agar tidak menyakiti perasaan.

3.    Menyindir dengan sopan
       Menyindir dengan sopan bertujuan untuk  menegur seseorang dengan bahasa yang bertapis supaya tidak keterlaluan tetapi memberikan pesan yang tajam. Menyindir dengan sopan menandakan seseorang itu bijak menggunakan bahasa. selain itu, pesan yang disampaikan menjadi lebih berkesan.

4.    Memberi nasihat
       Penggunaan peribahasa juga dapat digunakan sebagai nasihat. Peribahasa yang biasa digunakan sebagai nasihat adaalah perumpamaan. Biasanya, perumpamaan digunakan untuk memberi nasihat agar terdengar lebih sopan dan halus.

D.  Contoh Peribahasa

Abu
  • Kalah jadi abu, menang jadi arang = Sama-sama merugi setelah bertengkar.
  • Mengabui mata orang = Orang yang suka menipu orang lain.
Ada
  • Ada udang di balik batu = Mempunyai keinginan yang disembunyikan.
  • Tak ada tolak angsurnya = Mengejar cita-cita tak pandang usia.
Adat
  • Adat dunia balas membalas, syariat palu memalu = Kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan.
  • Adat rimba, siapa berani ditaati = Seseorang yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mengandalkan kekuatannya.
Air
  • Air susu dibalas dengan air tuba = Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
  • Air beriak tanda tak dalam = Orang yang bodoh banyak bicara.
  • Air tenang menghanyutkan = Orang yang pendiam biasanya pandai.
  • Bagai air di daun talas = Orang yang pendiriannya tidak tetap.
  • Air digenggam tiada tiris = Orang yang banyak harta tetapi tidak mau memberi sumbangan.
Ajal
  • Sebelum ajal berpantang mati = Hidup dan mati seseorang, hanya Tuhan yang dapat menentukan.
Ajuk
  • Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan = Semua isi hatinya telah dikeluarkan.

  

Judul buku         : Bimbingan Konseling

Penulis                : Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.

                               Dr. Nani M. Sugandhi

Penerbit              : PT Remaja Rosdakarya 

Kota Penerbit    : Bandung

Tahun terbit       : 2020

Jenis Buku         : Karya Ilmiah

Tebal Buku        : 183 lembar

Waktu Baca       : Senin, 10 Oktober          

Halaman            : 2-3

Ringkasan       :

        Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang memungkinkan Individu mampu berkontribusi dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Keterampilan atau keahlian yang sangat perlu dikembangkan adalah, meliputi :

  1. Keterampilan Kognitif dan Metakognitif: berpikir kritis, berpikir kreatif, belajar untuk   belajar dan regulasi diri.
  2. Keterampilan sosial dan emosional: empati, efikasi diri, dan kolaborasi
  3. Keterampilan fisik: Menggunakan informasi baru dan menguasai teknologi komunikasi. 
        American Assiciatin of College and Universities (AAC&U) telah melakukan survey terhadap beberapa perguruan tinggi, tentang “the Essential Learning Outcomes”. Pada tahun 2007 asosiasi ini merekomendasikan kepada semua Perguruan Tinggi tentang pentingnya empat kecakapan, keterampilan (skills) yang terkait dengan “learning outcome” tersebut, yaitu : 
  1. Knowledge of Human Cultures and the Phsycal and Natural World
  2.  and Practicall Skill
  3. Personal and Social Responsibility
  4. Integrative Learning.

        Berdasarkan survey-survei pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2015, asosiasi AAC&U juga telah berhasil merumuskan beberapa kecakapan yang seharusnya dimiliki oleh para lulusan Perguruan Tinggi, yaitu : writing,critical thinking, quantitative reasoning, oral communication, intercultural skills, information literacy, ethical reasoning, analytic reasoning, research skills and project, integration of learning across disciplines, application of learning beyond the classroom, and civic engagement and competence. 

        Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pada tahun 2015 menerbitkan suatu laporan yang berjudul “New Vision for Educational Unlocking the Potential of Technology”. Pada laporan tersebut diungkapkan tentang enam belas keahlian utama, dalam pendidikan di abad 21. Keahlian ini meliputi literasi dasar (foundational literacies), kompetensi (competencies), dan kualitas karaktern (character qualities).

                                

 Judul buku        : Akuntansi Keuangan Daerah

Penulis                : rs. Nurlan Darise, Ak, M.Si

Penerbit              : PT MACANAN JAYA CEMERLANG

Kota Penerbit    : -

Tahun terbit       : 2008

Jenis Buku         : Karya Ilmiah

Tebal Buku        : 332 lembar

Waktu Baca       : Minggu, 16 Oktober          

Halaman            : 28

Ringkasan       :

                            AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

1.      1            Pengertian Akuntansi :

                Ada berbagai pengertian akuntansi yang berasal dari berbagai lembaga dan berbagai sudut pandang yang berbeda. 
    Menurut Accounting Principles Board (1970) : Akuntansi adalah kegiatan jasa, fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik. Dalam membuat pilihan-pilihan yang nalar diantara berbagai alternative arah tindakan.

         Menurut American Accounting Association (1966) : Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi, oleh pihak-pihak yang memerlukan.

         Menurut pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, tentang standard akuntansi pemerintahan : Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi, dan kejadian keuangan, penginterprestasian atas hasilnya, serta penyajian laporan. 
Dari ketiga definisi diatas menunjukan bahwa, pengertian akuntansi haruslah menghasilkan informasi, yang berguna dalam pengambilan keputusan.

                                    

Judul buku        : Pengantar Ilmu Hukum

Penulis                : R. Soeroso, S.H.

Penerbit              : Sinar Grafika

Kota Penerbit    : Jakarta

Tahun terbit       : 2009

Jenis Buku         : -

Tebal Buku        : 346 Halaman;21 cm

Waktu Baca       : Senin, 5 Desember        

Halaman            : 117

Ringkasan       :

                               SUMBER-SUMBER HUKUM

 A.    Arti Tentang Sumber Hukum

        Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan, yang mengikuti dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar, maka akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Yang dimaksud dengan segala sesuatu adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya sebuah hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya. Hukum secara formal/formeel artinya dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanya hukum, di mana hukum dapat di cari, atau hakim menemukan hukum, sehingga dasar keputusannya dapat diketahui bahwa suatu peraturan tertentu mempunyai kekuatan mengikat atau berlaku dan lain sebagainya.

Menurut Prof Dr. Sudikno Sh. dalam bukunya "Mengenal Hukum", Terbitan Liberty 1986 halaman 62, sumber hukum itu sendiri digunakan dalam beberapa arti, seperti :

  1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya.
  2.  Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan, berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat).
  3. Sebagai sumber dari mana kita mengenal hukum, misalnya Dokumen, Undang-undang, Lontar, Batu bertulis dan sebagainya. 
  4. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.

 

Judul buku        : Kebijakan Hukum Pidana

Penulis                : Vivi Ariyanti

Penerbit              : Lontar Mediatama

Kota Penerbit    : Bantul, Yogyakarta

Tahun terbit       : -

Jenis Buku         : Karya Ilmiah

Tebal Buku        : 194 Halaman

Waktu Baca       : Selasa, 10 Desember        

Halaman            : 37-38

Ringkasan       :

                             A.     Pidana dan Tujuan Pemidanaan

        Menurut Van Appeldoorn, sebagaimana yang di kutip oleh Budiono Kusumohamidjojo, tujuan hukum adalah tertib masyarakat yang damai dan seimbang. Namun, yang menjadi permasalahan adalah suatu tertib hukum pasti menghasilkan tertib ketertiban umum, tetapi ketertiban umum belum tentu hassil dari tertib hukum.

        Tertib hukum menjadi tertib hukum, hanya karena mengandung keadilan, sehingga di dukung oleh Masyarakat sebagai subjek hukum umum. Tetapi ketertiban umum tidak niscaya mengandung keadilan, karena bisa saja di paksa oleh suatu kekuatan (misalnya pemerintah yang otoriter), yang berkepentingan terhadap suatu keadaanyang tunduk kepadanya, daripada memberi keadillan kepada masyarakat. Sehingga tidak berlebihan jika ditegaskan bahwa fungsi utama dad hukum adalah untuk menegakkan keadilan.

        Istilah lain bagi pidana, yang lebih dikenal oleh masyarakat umum adalah "hukuman". Dalam bidang hukum pidana "hukuman" adalah terjemahan untuk kata "straf yang terdapat dalam KUHP 1915, atau kata "punishment" dalam literatur Anglo Saxon. 

        Menurut Richard Schwartz, dan Jerome H. Skolnick yang dikutip oleh Barda Nawawi Arief, sanksi pidana dimaksudkan untuk : 

  1. Mencegah terjadinya pengulangan tindak pidana (to prevent recidivism).
  2. Mencegah orang melakukan perbuatan yang sama, seperti yang dilakukan si terpidana (to deterother from the perforcemance of simillar act).
  3. Menyediakan saluran untuk mewujudkan motif-motif balas dendam (to provide a channel or the expression of retaliotary motives. 


Judul buku        : Menjadi Kaya Lewat Waralaba

Penulis                : Amir Karamoy

Penerbit              : Pustaka Bisnis Indonesia

Kota Penerbit    : Jakarta

Tahun terbit       : 2005

Jenis Buku         : Serial Wirausaha

Tebal Buku        : 242 Halaman

Waktu Baca       : Kamis, 22 Desember        

Halaman            : 1 - 4

Ringkasan       : 

                            Apa Itu Waralaba (franchise) dan Siapa Pelaku Waralaba ?

        Kata franchise, berasal dari bahasa Latin, yaitu francorum rex yang berarti "free from servitude" dan jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berarti "bebas dari ikatan". Franchise mengandung pengertian kebebasan (freedom). Yang dimaksudkan kebebasan disini adalah, dalam kepemilikan usaha (business ownership), yaitu pihak-pihak yang berhubungan secara franchise, masing-masing memiliki hak usaha sendiri dan mengoperasikannya secara mandiri (independently owned and operated). Namun, dalam merek dan sistem pengelolaan usaha, termasuk kontrol kualitas produk/jasa, peralatan dan bahan baku, desain ruangan, dan lain sebagainya, didasarkan pada suatu standar yang baku dan mengikat.

        Padanan kata franchise dalam Bahasa Indonesia adalah Waralaba, yang berarti "lebih menguntungkan", (wara = lebih; laba = untung). Dalam waralaba harus ada dua pihak yang menjalin hubungan kerja sama, yang diikat dalam suatu kontrak/prerjanjian, yaitu antara franchisor dan franchise. Franchisor dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Pemberi Waralaba, dan franchise adalah Penerima Waralaba. Namun, penggunaan dua kata terpisah dalam Bahasa Indonesia, yaitu Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba, dianggap terlalu "boros". Untuk itu, diperkenalkan istilah pewaralaba senagai padanan pemberi waralaba, dan terwalaraba untuk penerima waralaba.

        Pewaralaba (berbentuk perusahaan atau perorangan) adalah pemilik HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang berupa merek, nama dagang, logo, desain, rahasia dagang serta paten, sistem manajemen, cara penjualan, cara penataan, cara pendistribusian, yang karakteristiknya khusus atau khas. Sedangkan Terwaralaba adalah pihak yang menggunakan atau memanfaatkan HaKI dan sistem usaha dengan cara meminjam (bukan mengalihkan). 

        Jadi, hakikat waralaba sebenarnya adalah peminjaman HaKI dan sistem usaha yang diikat dalam suatu kontrak atau perjanjian. Atas peminjaman tersebut terwaralaba membayar sejumlah biaya, dapat berupa franchise fees atau intial fees dan royalty fees. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa waralaba mengandung berupa elemen :

  1. HaKI (merek dan lain-lain).
  2. Sistem usaha yang khusus atau khas.
  3. Pembayaran biaya (fees).
  4. Perjanjian.

Judul buku        : Berdamai Dengan Rasa Malas

Penulis                : Munita Yeni

Penerbit              : Psikologi Corner

Kota Penerbit    : Yogyakarta

Tahun terbit       : 2021

Jenis Buku         : Self-Improvement

Tebal Buku        : 204 Halaman

Waktu Baca       : Minggu, 25 Desember        

Halaman            : 5 - 7

Ringkasan       : 

                            Apakah Malas Sebuah Anugerah?

        Malas memang merupakan suatu sifat yang identik dengan rasa enggan untuk melakukan aktivitas apapun. Bisa dikatakan malas dekat dengan masalah mental depresi. Penderita depresi akan mendapati kekosongan dalam diri mereka, sehingga mereka enggan melakukan apapun pandangan hidup yang kalut membuat mereka malas menyelesaikan kegiatan, entah itu pekerjaan atau tugas di sekolah. Lambat laun mereka mulai kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mulai menata kamar, merapikan ruang kerja atau meja belajar, mandi sore dan mandi pagi tidur tepat waktu, bahkan juga bangun pagi. Dalam beberapa kasus penderita depresi bahkan malas untuk menjaga kebersihan rambut, tidak jarang seseorang penderita depresi akan terlihat kacau juga pada tampilan fisiknya.

Perasaan malas selain suka menunda, mereka juga suka mengabaikan. Kata-kata ini sering muncul saat manusia mengabaikan tanggung jawab mereka :

  • "Ahh tidak apa-apa jika aku mengumpulkan tugas sedikit terlambat, teman-teman juga akan banyak nantinya yang akan mengumpulkan terlambat".
  • Masih ada waktu dua hari untuk menyelesaiikan ini, sekarang waktunya mengumpulkan emergi dulu".
  • "Hmm pagi ini masih ngantuk, tidak apa jika aku memejamkan mata lagi. Nanti sore saja aku mulai mengerjakan".
  •  "Sore ini aku lelah sekali, aku akan beristirahat dan santai dulu, besok pagi aku akan melakukannya".
        Malas memberi kita alasan yang seakan-akan logis dan rasional. Memberikan stimulus kepada otak pengambil keputusan, untuk memerintahkan tubuh agar benar-benar istirahat saja, dan tidak apa-apa jika tidak memulainya saat ini juga. Alasan-alasan tadi mampu memengaruhi otak dan emosi kita. 
        Pada dasarny otak manusia memang selalu bisa terbentuk melalui pengalaman, meskipun kita sudah menjadi pribadi yang berumur, tapi kita tetap masih bisa membentuk otak kita dengan pengulangan-pengulangan perilaku. Yaaa, meskipun hal tersebut tidak sebagus pembentukan pada masa kanak-kanak. Itulah mengapa beberapa pengidap mental illnes seperti anxiety, social-phobia, depresi, dan beberapa kasus OCD, dapat selangkah demi selangkah melawan rasa sakit mereka. 
        Stimulasi-stimulasi pengendalian diri yang terstruktur dan intens, yang biasanya harus penderita lakukan dalam rentang waktu tertentu, mampu memberikan pengalaman baru pada otak pengambil keputusan, untuk bisa mengubah pola perilaku dan emosi menjadi lebih positif dan lebih sesuai dengan etika dan norma.  

Waktu Baca       : Rabu, 28 Desember        

Halaman            : 8 - 11

Ringkasan         : 

        Goleman pernah mengatakan pemikiran rasional dan emosional merupakan sirkuit otak manusia yang saling melengkapi meskipun mereka memiliki sirkuit sendiri, peran pemikiran rasional adalah memproses dan memberikan keputusan mutlak dari informasi-informasi yang diajukan oleh pemikiran emosional. Namun ketika kepala dan hati kita memiliki pemecahan masalah yang berbeda, itulah alasan kenapa seseorang harus berkenalan lebih dalam dengan komitmen dan kerja keras.
        Ketika rasional dan emosional tidak berjalan seiya-sekata, tubuh kita akan merespons dengan meningkatkan kecemasan dalam diri. Sayang, kecemasan akan mengganggu kemampuan kognitif dan meningkatkan perasaan terancam. Kembali lagi bagaimana pengalaman yang lebih menonjol bagi otak pengambil keputusan bekerja. Jika stimulasi yang kita berikan masih banyak tentang kemalasan, maka ketika perasaan cemas datang, kita hanya akan menanggapi masalah hampir sama juga. Otak memilih untuk mengatakan: "It's too hard, so we need to spend more time for fix it, but before that, we might need to watch movie, and..." Otak aktif mencari ritual-ritual konyol dulu sebelum kita merasa bisa mulai mengerjakan tantangan. 
        Sifat "malas" tahu sekali hal-hal manis apa saja yang bisa kita dapatkan jika kiita menurutinya. Sekali kita berkenalan dengan mencoba, sekali saja menunda pekerjaan, saat itulah perasaan malas berkeliaran mencari sensor apa yang bisa mengendalikan otak emosional untuk bisa membajak mereka, saat itulah mengapa kita sedikit memerlukan usaha untuk keluar dari jeratan rasa malas, dia sudah mengenal kelemahan diri kita.
        Kita, selalu punya kesempatan untuk mengubah diri kita sendiri sesuai dengan yang kita inginkan. Otak kita sebenarnya selalu siaga, untuk menerima rangsangan perilaku, seperti apa yang kita perlu lakukan. Apakah menjadi manusia malas ataukah menjadi manusia yang sebenar-benarnya. Mereka akan mengikuti pengalaman yang lebih kita pilih untuk kita lakukan. Tingkat kewaspadaan dan sensor ancaman akan aktif ketika berada ditempat yang asing, tidak nyaman, atau saat kita berada di satu ruangan dengan orang yang membenci diri kita. 
Namun kita akan mematikan sensor kewaspadaan ketika kita merasa nyaman, berada di suatu area dan berasama orang-orang yang kita percaya. Kita bisa membentuk diri kita menjadi lebih produktif dan jadi lebih semangat ANTI MALAS, mari kita berkenalan lebih lanjut dengan si malas di part selanjutnya.

Waktu Baca       : Kamis, 28 Desember        

Halaman            : 12 - 17

Ringkasan         : 

                                A. Kecerdasan Emosi

        Sebenarnya, apakah ada hubungan terselubung antara kecerdasan emosional dengan perasaan malas? Sebenarnya spesies kita mempunyai dua komponen otak penting yang memengaruhi tindakan dan pencitraan diri. Yaitu otak rasional dan otak emosional. Otak pengambil keputusan atau amigdala yang terletak dibelakang mata, bertindak dengan cepat berdasarkan pengalaman yang ditampung oleh otak rasional dan otak emosional saat memutuskan reaksi apa yang harus diambil. LeDoux memberikan hasil penelitian tentang hubungan khusus antara amigdala dengan otak emosional, amigdala mempunyai jalur darurat yang terhubung langsung dengan otak emosional. Itulah mengapa manusia sering berekspresi secara emosional berdasarkan pengalaman mereka ketika terdesak, terkejut, atau dalam situasi genting. Pengalaman otak emosional menjadi begitu penting untuk kita perhatikan, karena kiyta tidak pernah mampu memprediksi masa depan dan hal-hal yang mengejutkan apa yang mungkin harus kita jalani.

       Kecerdasan emosi merupakan kecerdasan seseorang untuk bisa mengolah mood, menghormati perasaan marah, sedih, penat, kecewa, dan menyelaraskan perasaan positif dan negatif. Seseorang yang punya kecerdasan emosi, ia dengan cakap dapat mengetahui dan menangani perasaanya sendiri dan orang lain dengan baik. Dengan kecakapan emosional, manusia jadi lebih mudah mengontrol suasana hatinya dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ini sama simplenya dengan hal sepele seperti membuang sampah, ketika saya berada dalam suasana hati yang tidak enak. Perhatikan, biasanya akan lebih suka membuang bekas minuman dengan melempar dari kejauhan ke arah tempat sampah. Kalau masuk, ya itu asyikk: namun jika melesat, itu kesempatan saya untuk mengumpat.

         Sama halnya dengan keadaan kamar, ketika sang empunya sedang kalah oleh emosi negatif, kamar akan terlihat sangat berantakan. Mungkin disana masih ada gelas dan sendok bekas dua hari yang lalu, kabel-kabel charge berserakan di meja, dan mungkin debu-debu halus yang mulai mengasar. Tapi, ketika sang empunya baru saja mendapat pujian yang mampu mengangkat moodnya, mengepel dan mengelap meja dengan lap basah tidak terasa berat lagi.


Judul buku        : Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah

Penulis                : A. Rahmat Rosyadi

Penerbit              : Ghalia Indonesia

Kota Penerbit    : Ciawi - Bogor

Tahun terbit       : 2008

Jenis Buku         : -

Tebal Buku        : 244 Halaman

Waktu Baca       : Kamis, 29 Desember        

Halaman            : 22 - 26

Ringkasan         :

                            Penemuan Gagasan Penulis

1.     Memperbanyak Baca Buku

       Membaca sebagai sumber inspirasi, yang dapat melahirkan gagasan bagi penulis untuk menemukan berbagai teori, sejumlah informasi, atau sekumpulan data. Membaca buku apa saja dapat menambah cakrawala pengetahuan dalam meningkatkan profesionalitas penulis. Apalagi untuk menulis buku program studi dan buku ilmiah populer, memerlukan sumber dukungan dan rujukan yang bersifat ilmiah pula. 

     Membaca buku tidak sekadar membaca kata-kata saja, kalimat, atau paragraf yang tertulis dalam lembaran kertas hingga tamat. Menurut hernowo "membaca adalah mengikat makna". Untuk menulis topik tertentu harus membaca beberapa buku yang berkaitan dengan topik, tema, dan judul yang ditulis oleh penulis lain. Dengan begitu, penulis akan mempunyai pengetahuan yang amat luas tentang topik dan tema yang dituliskannya.

2.    Memerhatikan Fenomena Kehidupan

       Memerhatikan fenomena kehidupan masyarakat tidak kalah pentingnya dengan membaca buku teks. Hal ini dapat melahirkan berbagai gagasan yang lebih hidup dibandingkan dengan gagasan yang lahir dalam sebuah teks tulisan. Realitas kehidupan masyarakat justru lebih segar dalam menampilkan gagasan penulisan. Kehidupan masyarakat selalu berhubungan dengan dunia pengalaman secara praktis. Sedangkan dunia buku hanya berkaitan dengan pengetahuan secara teoritis. Masyarakat adalah pengetahuan hidup, dinamis. Buku adalah pengetahuan mati, statis.

3.    Melakukan Survei Buku 

     Survei buku berbeda dengan membaca buku. Survei buku menjadi salah satu inspirasi yang dapat melahirkan gagasan baru dalam kepenulisan. Untuk menulis buku dengan topik dan tema tertentu, kita melakukan survei buku agar dapat membidik kelebihan atau kekurangan buku penulis lain. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan itu, kemudian mengisinnya dengan menulis buku yang sama, tetapi berbeda. Di sinilah letaknya kepiawaian seorang penulis yang tidak pernah kehabisan gagasan. Survei buku juga dimaksudkan untuk mengamati tren konsumsi pembaca. 

     Survei buku tidak selalu harus dilakukan di toko-toko buku yang jauh dari rumah dan harganya mahal, serta tempatnya mewah. Survei dapat dilaksanakan di berbagai tempat, misalnya di perpustakaan, di lapak buku loakan, atau tempat lain yang mudah dijangkau. Dalam survei buku, lakukan pengamatan, dengan melihat dan membacanya. Walaupun sepintas, untuk mengenali isi buku tersebut. Jika perlu, tanyakan ke toko buku, tema-tema apa saja yang sedang diminati konsumen.

4.     Mempelajari Segmen Pembaca 

     Menentukan segmen pembaca itu sangat penting, supaya tidak terjadi pengaburan gagasan penulisan. Apakah tulisan itu ditujukan kepada siswa, mahasiswa, masyarakat umu, atau kalangan tertentu dan lain sebagainya.
Pembaca merupakan sumber gagasan untuk menulis buku. Pembaca adalah sasaran utama bagi penulis dalam menyampaikan gagasannya untuk untuk membentuk opini. Sebuah buku diterbitkan atau tidak, bergantung pada segmen pembacanya. Pembaca akan selalu menjadi bidikan utama bagi Penerbit.

5.     Mendiskusikan Topik
       
      Mendiskusikan suatu topik dengan orang lain bisa memunculkan gagasan dalam dunia kepenulisan. Orang lain, dalam konteks ini adalah orang yang ahli di bidang yang akan ditulis. Keahlian seseorang yang kita ajak diskusi, secara teoritis maupun teknis, dapat memperkaya wawasan kepenulisan. Banyak sekalin buku berkualitas yang ditulis oleh beberapa orang yang kepakarannya berbeda-beda, tetapi dalam tema dan topik yang sama. Mereka dapat menulis dalam satu buku, tetapi berbeda metodologi dan substansinya.

     Gagasan tentang suatu topik penulisan yang telah ditemukan oleh penulis, sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja. Mesti dicatat dengan cara apa saja yang ada. Kegunaan pencatatan ini untuk mengendapkan pemikiran penulis manakala akan memulai menuliskannya. Gagasan yang tidak dicatat akan begitu saja hilang di benak penulis, sama halnya dengan muncul gagasan yang datang secara tiba-tiba. Langkah berikutnya setelah penulis menemukan gagasan, adalah merumuskannya ke dalam topik, tema, dan judul yang akan ditulis.

Waktu Baca       : Jumat, 30 Desember        

Halaman            : 72 - 75

Ringkasan         :

                                        Pola Penulisan Buku
        
     Karya Ilmiah adalah karya yang mengikuti kaidah, peraturan, dan jalan pikiran yang berlaku dalam ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan kepada khasanah ilmu pengetahuan di bidang masing-masing.
Secara umum karya tulis ilmiah mempunyai ciri-ciri : sitematis, logis, serta menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan penulisannya. Penulisan karya ilmiah dapat dihasilkan melalui penelitian lapangan (field research) atau study pustaka (library research). Cara berpikir penelitian lapangan bersifat induktif, dengan mengemukakan data, fakta, dan informasi.

    Seseorang yang akan menulis buku sebaiknya menguasai berbagai pola penulisan, sebagaimana halnya seorang peneliti. Karena pada dasarnya menulis adalah meneliti hasil karya atau penemuan orang lain, kemudian dituliskan kembali dalam pola tulisan yang berbeda. Bisa jadi hasil penulisannya itu membatalkan atau menguatkan karya, dan penemuan masa lalu karena dianggap tidak atau masih relevan dengan masa kini. Atau mungkin juga, haisil tulisannya hanya sekadar menghimpun pendapat, teori, fakta, dan data yang ada untuk diinformasikan kembali dalam bentuk yang lebih up to date dengan cara berpikirnya yang berbeda sehingga memberi efek yang lebih kuat hasilnya. 

    Pada dasarnya buku merupakan media informasi antara penulis dan pembaca untuk menyampaikan suatu pesan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana pesan dari komunikator itu agar sampai secara efektif kepada komunikan. Perlu diketahui oleh seorang penulis bahwa komunikasi tulisan berbeda dengan komunikasi lisan. Dalam komunikasi tulisan perlu di setting ke dalam beberapa tipe penulisan, agar cara berpikirnya tidak rancu atau overlap.
Berikut ada lima pola penulisan buku, yaitu : 1) deskripsi, 2) narasi, 3) eksposisi, 4) argumentasi, dan 5) persuasi.

1.     Pola Penulisan Deskripsi    

       Kata deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description, diartikan sebagai pelukisan sesuatu dengan bahasa. Dengan menggunakan tipe penulisan ini, seorang penulis hanya menjelaskan atau menggambarkan suatu fakta, data, dan informasi itu apa adanya, seperti dalam penulisan buku "Hukum Bisnis" yang di dalamnya terdapat fakta-fakta hukum, misalnya kejahatan bisnis. Penulis hanya menjelaskan saja bagaimana seorang pebisnis melakukan penipuan dalam bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
        
        Dalam menjelaskan dan menggambarkan sesuatu tidak hanya apa adanya, tetapi seorang penulis harus mampu mengekspresikan sikap ilmiahnya ketika melihat, memperhatikan, atau mendapatkan data, fakta, dan informasi itu dengan sebuah pertanyaan. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa pebisnis itu melakukan kejahatan penipuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya? Apakah terdapat fakta, data, atau informasi yang mendukung perilaku pebisnis itu? Di sinilah cirinya karya tulis ilmiah yang membedakannya dengan karya tulis nonilmiah.

2.      Pola Penulisan Narasi

       Kata narasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu narration yang berarti cerita atau narrative yang artinya menceritakan. Tulisan tipe narasi juga disebut naratif. Tujuan utama tulisan narasi adalah untuk menceritakan serangkaian peristiwa sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan interpretasi penulisnya. Penulisan peristiwanya didasarkan pada urutan waktu kejadiannya. Tipe naratif ini banyak digunakan dalam penulisan novel atau buku sejarah. 
    Tulisan dengan tipe naratif dibedakan dalam dua bagian (Rasyid Sartuni, dkk, hal. 78), yaitu narasi berplot dan narasi faktual. 
  • Narasi berplot, seperti dalam tulisan nonilmiah atau fiksi, di mana pandangan penulis tentang pengalaman hidup kemanusiaan merupakan faktor pengendali dan penentu, misalnya bagaimana gerak, tingkah laku, atau perbuatan pelaku dipilih dan diatur atau disusun. 
  • Narasi faktual, seperti dalam penulisan buku sejarah. Penulisan didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadiannya yang paling penting dan sangat berarti untuk dikemukakan. Menulisnya harus berurutan sesuai dengan keadaannya. 
    Tulisan tipe narasi, sama seperti halnya deskriptif, penulisannya tidak hanya menjelaskan atau melukiskan tanpa makna. Dalam tulisan naratif juga, seorang penulis harus mampu membangkitkan semangat (suspense) pembaca ketika event itu terjadi. Kemudian diceritakan dalam bentuk tulisan. Pikiran pembaca harus mendekati pikiran penulisnya dari apa yang diceritakannya.

3.    Pola Penulisan Eksposisi

     Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris, yaitu exposititon. Diambil dari kata Latin, yang berarti "membuka" atau "memulai", sesuai dengan tujuan eksposisi (ibid, hal. 80-81), yaitu untuk memberitahu dan mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. 
Tujuan penulisan eksposisi adalah untuk memberitahu atau menginformasikan. Dalam kenyataannya, hampir tulisan di media massa, seperti koran atau majalah, bersifat eksposisif.

        Sesuatu yang diinformasikan itu berupa data dan fakta yang terjadi, kemudian diinformasikan kepada pembaca untuk diketahui, dipahami, sekadar membentuk opini umum. Tulisan tipe eksposisi tidak untuk memaksa orang agar melakukan suatu tindakan tertentu. Penulisan buku mata ajar kuliah program studi dapat menggunakan tipe eksposisi karena sifatnya informatif yang harus diserap oleh mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu.

4.       Pola Penulisan Argumentasi 

        Kata argumentasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu argumentation. Diartikan sebagai uraian yang memerlukan pembuktian sesuatu. Dalam bahasa lisan tipe argumentatif sering digunakan dalam perdebatan akademis. Dimaksudkan untuk memberi uraian yang disertai pembuktian, bantahan, atau sanggahan berdasarkan data dan fakta yang ada. 

        Dalam bahasa tulisan, tipe argumentasi juga dipakai untuk menjelaskan, menyangkal atau memperdebatkan suatu topik yang mengandung problematika tertentu. Buku yang ditulis berdasarkan tipe argumentasi sering mengemukakan terlebih dahulu fakta dan data, kemudian memberi alasan mengapa sesuatu itu ditulis. 
Tujuan penulisan tipe argumentatif (ibid, hal. 85) adalah untuk hal-hal berikut :
  • Membantah atau menentang suatu usul atau pernyataan tanpa berusaha meyakinkan atau memengaruhi pembaca untuk memihak. tujuan utamanya adalah semata-mata untuk menyampaikan suatu pandangan.
  • Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan memengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
  • Mengusahakan pemecahan suatu masalah.
  • Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.
5.    Pola Penulisan Persuasi

       Dalam bahasa Inggris kata to presuade (infinitif) berarti membujuk atau meyakinkan.
Bentuk kata bendanya adalah persuation yang masuk ke dalam bahasa Indoonesia menjadi persuasi (ibid, hal. 87-88). Tulisan yang menggunakan tipe persuasi dimaksudkan untuk membuat orang kain (pendengar/pembaca) percaya, yakin, dan terbujuk terhadap data, fakta atau informasi  yang dikomunikasikan. Tipe tulisan ini sangat memerlukan argumentasi yang kuat dalam menciptakan opini sehingga membuat pihak lain tertarik untuk mengikuti atau melakukannya.
      Penulisan buku mata kuliah ajar atau karya ilmiah jarang menggunakan tipe persuasi, karena sasarannya adalah rasional, bukan sesuatu yang emosional.
Berbagai tipe penulisan itu perlu dipahami oleh seorang penulis supaya dapat menulis buku secara proposional, sekaligus juga dapat membedakannya satu dengan yang lainnya. 


Judul buku        : Bicara Itu Ada Seninya 

Penulis               : Oh Su Hyang

Penerbit             : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)

Kota Penerbit    : Jakarta

Tahun terbit       : 2018

Jenis Buku         : Self-Improvement

Tebal Buku        : 238 Halaman

Waktu Baca       : Selasa, 3 Desember        

Halaman            : 45-50

Ringkasan         : 

                            Pintar Mendengar, Pandai Berbicara

Teknik terpenting dalam komunikasi adalah mendengar.
Tanya, Puji, Bereaksi.
  • Pertanyaan Wujud Ketertarikan
        Rumus terapi komunikasi yang dapat diterapkan dengan mudah oleh siapa pun dalam kehidupan sehari-hari, rumusnya sangat sederhana yaitu :

                                                   C=Q x P x R
                       Communication = Question x Praise x Reaction

        'C' adalah communication atau komunikasi. Ada tiga hal yang diperlukan untuk memenuhinya. Yaitu 'Q' adalah question (pertanyaan), 'P' adalah praise (pujian), dan 'R' adalah reaction (reaksi). Dengan demikian komunikasi akan berjalan dengan lancar dan baik, harus mengandung pertanyaan, pujian, dan reaksi.
Pertanyaan adalah bentuk ketertarikan terhadap lawan bicara. Oleh karena itu, pertanyaan dapat disebut sebagai dasar komunikasi. Komunikasi tidak akan terwujud jika tidak ada ketertarikan sama sekali terhadap lawan bicara. 

  • Pujian Detail Mendatangkan Reaksi Yang Baik       
        Pujian sangat penting untuk membangun hubungan yang kokoh. Pujian mempunyai efek yang instan dan kuat terhadap manusia. Reaksi terhadap hal ini akan langsung tampak. Mereka menjadi senang, saling berbincang sambil berseloroh, dan berpartisipasi lebih aktif.
Pujian akan lebih efektif dengan menunjuk bagian tubuh tertentu, misalnya "alis anda tebal", "kulit anda seperti bayi", kita dapat memuji benda yang dipakai sang lawan bicara seperti dasi, kemeja, kacamata, dan sepatu.
  • Umpan Balik dengan nada Antusias
        Reaksi muncul jika mendengarkan lawan bicara. Reaksi yang paling umum adalah umpan balik verbal seperti "Oh, ya? Siapa pun pasti ingin terus berbincang lebih lama dengan lawan bicara yang menunjukan reaksi seperti ini. 

    "Tunjukkanlah dengan sungguh-sungguh bahwa Anda tertarik dengan apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara, sehingga dia pun akan berbuat demikian terhadap Anda. Untuk menjadi pembicara yang hebat, Anda harus terlebih dulu menjadi pendengar yang hebat".

Waktu Baca       : Rabu, 4 Desember        

Halaman            : 142-143

Ringkasan          : 

                             Sepuluh Aturan Komunikasi

  1. Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di "depan", jangan dikatakan di "belakang". Gunjingan sangatlah buruk.
  2. Memonopoli pembicaraan akan memperbanyak musuh. Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar. Semakin banyak mendengar akan semakin baik.
  3. Semakin tinggi intonasi suara, makna dari ucapan akan semakin terdistorsi. Jangan menggebu-gebu. Suara yang rendah justru memiliki daya.
  4. Berkata yang menenangkan hati, bukan sekadar enak didengar.
  5. Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan.
  6. Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji.
  7. Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan.
  8. Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi. Unsur non-verbal lebih kuat daripada unsur verbal.
  9. Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati. Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang. Baik itu positif atau pun negatif.
  10. Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita. Jangan berbicara sembarangan, dan bertanggugjawablah terhadap apa yang sudah diucapkan.


Judul buku        : Kitab Microsoft Excel 2019

Penulis               : Jubilee Enterprise

Penerbit             : PT Elex Media Komputindo

Kota Penerbit    : Jakarta

Tahun terbit       : 2019

Jenis Buku         : Karya Ilmiah

Tebal Buku        : 322 Halaman

Waktu Baca       : Sabtu, 14 Januari        

Halaman            : 65 - 69

Ringkasan         : 

                            Fungsi dan Formula

Fungsi dan formula adalah otak dari MS Excel. Tanpa fungsi dan formula, MS Excel hanya alat yang digunakan untuk membuat tabel atau menata teks serta angka. Penulisan formula dapat dilakukan langsung di dalam sel maupun di dalam tempat khusus bernama Formula Bar.

4.1.1    Elemen-Elemen di Dalam Formula 
  • Operator: misalnya, operator penjumlahan (+), pengurangan (-), atau perkalian (*).  
  • Referensi sel: Sel yang akan memengaruhi atau dipengaruhi oleh formula harus ditulis, baik dalam bentuk nama sel (A6), range sel (A6-C6), atau pun nama, baik yang ada di dalam sheet yang sama, maupun berbeda. 
  • Value: biasa disebut nilai, baik dalam bentuk angka maupun teks, seperti "Selamat Ulang Tahun". Jika value berbentuk teks maka akan selalu diapit oleh tanda kutip ganda.
  • Fungsi dan Argumen: Fungsi adalah perintah untuk menghasilkan nilai baru, seperti SUM, AVERAGE, dan lain sebagainya. Lengkap dengan argumen yang mengatur bagaimana perintah itu bekerja.
  • Tanda kurung: berfumgsi untuk mengelompokkan elemen-elemen di atas untuk menghasilkan nilai baru.        
4.2.4    Beberapa Contoh Penulisan Formula Sederhana
   
    Sebuah formula mungkin akan ditulis menjadi banyak variasi cara. Setiap variasi cara penulisan tentu akan memengaruhi hasil akhir yang didapat.
Berikut beberapa contoh penulisan formula sederhana yang bisa anda catat :
  • Formula menggunakan nilai secara langsung. Menulis formula yang langsung melibatkan nilai angka, dan bukannya sel. Misalnya: =10*15.
  • Formula yang melibatkan sel secara langsung. Misalnya: =A1+A2.
  • Formula yang melibatkan Name (kumpulan sel yang dijadikan satu dan diberi nama khusus). Misalnya: =Pengeluaran pendapatan.
  • Formula yang melibatkan fungsi. Misalnya: =SUM(A1+A2).
  • Formula yang melibatkan sel untuk pembanding. Karena membandingkan, misalnya data di sel A1 dan B1, maka akan menghasilkan salah satu dari dua nilai berikut, TRUE atau FALSE. Misalnya =A1=B1.
  • Formula yang melibatkan tanda kurung. Misalnya: =(A1+A2)*C1.  


Judul buku        : Komunikasi Politik

Penulis               : Efriza, Jerry Indrawan

Penerbit             : Intrans Publishing

Kota Penerbit    : Malang, Jatim

Tahun terbit       : 2018

Jenis Buku         : Karya Ilmiah

Tebal Buku        : 266 Halaman

Waktu Baca       : Minggu, 15 Januari        

Halaman            : 2 - 

Ringkasan         : 

A. Pengertian Komunikasi

    Komunikasi adalah proses menghubungkan pesan-pesan, sekaligus informasi, agar terjadi salaing mengerti/pengertian. Tujuannya adalah agar tercipta sebuah kebaikan bersama, terwujudnya kesetaraan, keadilan, keharmonisan hubungan, serta kedamaian hidup. 
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, Communis, yang berarti membuat atau membangun kebersamaan anatara dua orang atau lebih. Akar kata Communis adalah communico, yang artinya berbagi. Dalam bahasa Inggris, komunikasi merupakan kata kerja (verb) communicate, yang berarti bertukar pikiran, untuk membuat tahu, untuk membuat sama, dan untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Dengan demikian, ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia.

B. Pengertian Politik

    Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan polititk, seperti politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. 
Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (publik goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).

    Menurut ahli politik dari Amerika Serikat, David Easton, Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijakan umum. Ia mengatakan bahwa, kehidupan politik mencakup bermacam-macam kegiatan yang memengaruhi kebijakan dari pihak yang berwenang, yang diterima untuk masyarakat, dan yang memengaruhi cara untuk melaksanakan kebijakan itu. Kita berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitas kita ada hubungannya dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan untuk suatu masyarakat.

C. Definisi Komunikasi Politik
    
    Menurut Alwi Dahlan dalam Cagara (2011), komunikasi politik adalah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, memunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik. 
Menurut Hafied Cangara, komunikasi politik dapat diartikan sebagai, suatu proses komunikasi yang memiliki proses implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik.




Judul buku        : MINDSET (Mengerti Kekuatan Pola Pikir)

Penulis               : Carol S. Dweck, Ph.d

Penerbit             : PT Bentara Aksara Cahaya

Kota Penerbit    : Pondok Aren, Tangerang Selatan

Tahun terbit       : 2017

Jenis Buku         : Self-Improvement

Tebal Buku        : 387 Halaman

Waktu Baca       : Kamis, 13 April 2023        

Halaman            : 2 - 

Ringkasan         :


PANDANGAN DUA MINDSET?

Apakah anda setuju atau tidak dengan tiap-tiap pernyataan dibawah :

  1.  Anda adalah jenis pribadi tertentu, dan tidak banyak yang dapat dilakukan untuk benar-benar mengubahnya.
  2. Tak masalah apapun jenis kepribadian Anda, secara inti anda dapat selalu mengubahnya.
  3. Anda dapat melakukan segala hal secara berbeda, tetapi bagian-bagian penting dari siapa diri Anda benar-benar tidak dapat di ubah.
  4. Anda dapat selalu mengubah hal-hal mendasar yang berkaitann dengan jenis kepribadian Anda. 

Di sini, pernyataan 1 dan 3 terkait dengan mindset tetap. Sementara, pernyataan 2 dan 4 mencerminkan mindset tumbuh. Manakah yang lebih Anda setujui?. Mindset tetap membuat prihatin dengan bagaimana kita akan dinilai, sementara mindset tumbuh membuat anda fokus dengan upaya peningkatan. 


APA PRIORITAS ANDA? 

Orang-orang bermindset tetap hanya tertarik ketika umpan balik merefleksikan (mencerminkan) kemampuan mereka. Gelombang otak mereka menunjukan bahwa mereka sangat memperhatikan ketika diberi tahu bahwa jawaban mereka atau salah. 

Tetapi, ketika diberi informasi yang dapat membantu mereka belajar, tidak ada ketertarikan sama sekali. Bahkan jika jawaban mereka salah, mereka tidak tertarik untuk mempelajari jawaban yang benar. 

Hanya orang-orang yang bermindset tumbuh yang sangat memperhatikan informasi yang dapat memperluas pengetahuan. Dan memandang proses pembelajaran sebagai prioritas. 

- Ketika diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada remaja, ada dua versi jawaban yng mereka berikan, orang-orang yang bermindset tetap mengatakan jodoh ideal seperti :

  • Memuja mereka.
  • Senantiasa membuat mereka merasa sempurna.
  • Mengagung-agungkan mereka.

 Dengan kata lain, jodoh yng sempurna akan mengabdikan sifat-sifat mereka. Realitanya tidak mesti seperti itu.

- Orang-orang bermindset tumbuh mengharapkan jenis mitra yang berbeda, jodoh ideal adalah yang seperti :

  • Mampu melihat kesalahan-kesalahan dan membantu untuk memperbaikinya.
  • Menantang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
  • Mendorong untuk mempelajari hal-hal baru.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahas Passion

Diary eps. 8

Diary, episode 3