Hari-hari Literasi. Bahasa Indonesia Semester 1
Judul buku : Aa
Gym Apa Adanya
Penulis : Abdullah Gymnastiar
Penerbit : MQ Publishing
Kota Penerbit : Bandung
Tahun terbit : 2003
Jenis Buku : Autobiografi
Tebal Buku : 164 lembar
Waktu Baca : 25 September
Halaman : 28
Part : Ketika Saya Dianggap Aneh
Saya sering menangis kalau
ada orang yang sibuk menyebut Allah, rasanya hati ini menjadi cemburu.
Tapi ini pula rupanya yang jadi masalah. Di satu sisi, saya menikmati keadaan
ini, walaupun belum mengerti kenapa semua ini terjadi. Disamping itu, orang
lain yang melihat, teman-teman, termasuk orang tua, menyangka saya bermasalah,
bahkan dianjurkan untuk datang ke Dokter jiwa.
Memang tidak enak dianggap
jadi orang setres, tetapi saya percaya bahwa ini bukan setres, melainkan sebuah
hidayah yang sangat amat indah dan mahal, sulit dijelaskan. Tapi, Ini pula yang
membuat saya berupaya sekuat tenaga untuk belajar, membaca buku, berkumpul
dengan teman-teman yang lebih sholeh, dan berkelana mencari guru yang bisa
menjelaskan. Memang bingung menjadi seperti ini. Padahal jujur saja, waktu itu,
membaca al-Quran saja masih belum lancar, apalagi mengerti bacaannya. Tetapi
ada kenikmatan tersendiri waktu shalat dan berzikir. Wallahua’lam.
Allah-lah yang Mahatahu
rahasianya. Dan lambat laun tersingkap ketika mulai belajar sehingga lebih
mengerti bahwa semua dan segalanya di Dunia ini hanya satu, yaitu karunia Allah
semata. Inilah yang sekuat tenaga berusaha disyukuri dan saya sangat takut
kehilangan kenikmatan ini.
Penghinaan dan pandangan
meremehkan dari sebagian orang tidak begitu menekan perasaan, karena saya lebih
khawatir kehilangan kenikmatan ibadah ini dibanding dengan pusing atas
cemoohan.Dan saya lihat dalam beberapa referensi, ini pun merupakan proses yang
wajar. Apalagi sesudah diberi nasihat oleh guru bahwa jangan pusing dengan
orang yang mencaci, karena setiap perbuatan akan kembali kepada dirinya sendiri.
Teruslah sibuk memperbaiki diri, itulah kunci menjadi mukmin sejati.
Judul buku : Rentang Kisah
Penulis : Gita Savitri Devi
Penerbit : GagasMedia
Kota Penerbit: Jakarta Selatan
Tahun terbit : 2017
Jenis Buku : Autobiografi
Tebal Buku : 218 lembar
Halaman ke : 165-169
Waktu Baca : 26 September
Ringkasan :
Namun, apakah pernah aku
membayangkan seorang Gita yang dulunya pemarah, memegang prinsip “Pokoknya gue
harus dapetin yang gue mau, kalo enggak, gue bakal ngamuk”. Gengsi dan egonya
lebih tinggi dari menara Eipel, sekarang bisa senyaman ini mengarungi hidup?,
bisa se-selow ini jika kenyataan gak sesuai dengan apa yang diharapkan?, bisa
setenang ini mengarungi kumelut dunia yang penuh dengan berbagai macam cerita
tanpa GPS?.
Aku sangat bangga karena
sudah bisa mengalahkan setan dalam diri, yang selalu ngebisikin telinga untuk
menyerah, untuk keras kepala, untuk kebanyakan berekspektasi supaya di depan
nanti aku kecewa. Rasanya kayak lagi ikutan event lari 10km, terus pikiran
malah meminta berhenti karena dia bilang capek, ngos-ngosan, butuh istirahat.
Padahal, walaupun capek, dengan keyakinan pasti sampai garis finish.
Aku juga sangat
bangga dengan diri sendiri karena bisa melarikan diri dari definisi sukses yang
aku miliki dahulu. Aku sangat bangga karena aku bisa mendefinisikan sendiri apa
itu kesuksesan dan kebahagian versi pribadi. Dan aku sudah bisa membuktikan,
kesuksesan bisa didapat, kebahagiaan selalu bisa dirasa, jika kita tahu caranya
B e r s y u k u r…
Aku pun selalu bilang ke diri
sendiri untuk selalu percaya dengan apa yang Allah SWT kasih. Karena hal
tersebut semata-mata hanyalah untuk kebaikanku sendiri.Aku juga selalu bilang
kepada diri sendiri untuk berdamai dengan diri sendiri. Karena kita diberi
jasad, diberi Ruh, untuk diajak berteman. Bukan untuk dimusuhi. Bukan untuk
dibego-begoin ketika sedang terpuruk. Bukan untuk dijelek-jelekin ketika kita
melihat ada orang yang jauh lebih cakep dari kita.
Diri kita ini untuk disayang,
untuk dirawat, untuk dijaga, diberi ilmu, ditinggikan derajatnya. Bukan untuk
dipecut dan disiksa oleh diri sendiri. Love ur self.. Namun aku berharap,
sekeras apapun cobaan yang akan dihadapi nanti, sekeruh apapun lingkungan
dimasa depan, aku harus tetap berada diruang tenang yang sudah aku bangun
dengan susah payah ini.
Karena jujur aja, itu adalah
ketakutan terbesarku. Aku takut akan kalah lagi dengan diri sendiri. Lebih
tepatnya,takut diri ini akan kalah dengan kekarutmarutan dan segala macam
tuntutan yang selalu ada di kehidupan yang fana ini. Dan aku harus selalu
sadar, bahwa pada dasarnya hidup yang aku miliki ini bukan diisi dengan
mengejar ini dan itu, tapi untuk menghadapi dan menikmati keseruan yang dikasih
sama Allah.
The key to live a happy
life is, to always be grateful and don’t forget the magic word: ikhlas, ikhlas,
ikhlas..
Judul Buku : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
Penulis : Alvy Syahrin
Penerbit : GagasMedia
Kota Penerbit :
Cipedak-Jagaraksa
Tahun terbit : 2019
Jenis Buku : Autobiografi
Tebal Buku : 250 lembar
Halaman ke : 241
Waktu baca : Jumat, 30 September
Ringkasan :
Jika kita tak pernah jadi apa-apa, well, yasudahlah. Toh kita sudah berjalan sejauh ini dan mengumpulkan pelajaran berharga. Namun, kau tahu? Kita adalah seorang anak yang berusaha berbakti kepada orang tua, meskipun sulit, meskipun kepayahan, tetapi kita harus tetap berusaha Baik.Setidaknya kita adalah Manusia yang sadar kalau dunia ini hanyalah kesenangan yang fana.
Kita adalah Manusia yang harus tahu definisi kesuksesan sebenarnya itu apa dan bagaimana. Kita adalah manusia-manusia yang masih diberi waktu untuk memperbaiki segalanya. Kita adalah manusia-manusia yang harus tahu kemana harus melangkah. Dan kita adalah manusia-manusia yang semoga berpotensi untuk diampuni oleh Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Judul Buku : Filsafat Administrasi
Penulis : Prof Dr. Sobdang P. M.P.A
Penerbit : PT Bumi Aksara
Kota Penerbit :
Jakarta
Tahun terbit : 2003
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 141 halaman
Halaman ke : 2-5
Waktu baca : Minggu, 2 Oktober
Ringkasan
:
1.
Filsafat
Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata, yaitu Philos dan Shopia. Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Shopia dapat diartikan kebijaksanaan dan kearifan. Dengan demikian filsafat bisa diartikan senang kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu.
Dapat dikatakan bahwa, berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya. Baik mengenai hakikatnya, fungsi, ciri-ciri, kegunaan, serta pemecahan terhadap permasalahan tertentu.
2. Administrasi
Administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerja sama, antara dua orang atau lebih, yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Unsur-unsur Administrasi sebagai berikut :
- Dua orang manusia atau lebih
- Tujuan
- Tugas yang hendak dilaksanakan
- Sarana dan prasarana tertentu.
- Mengenai unsur manusia, diperlukan lebih dari satu orang, karena seseorang tidak dapat bekerja hanya dengan dirinya sendiri.
- Unsur tujuan, tujuan yang hendak dicapai dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses Administrasi tersebut. Tujuan dapat pula ditentukan oleh sebagian mereka yang terlibat.
- Tugas dan pelaksanaannya, perlu ditekankan bahwa pencapaian tujuan akan lebih efisien dan ekonomis apabila semua orang yang terlibat mau bekerja sama satu sama lain. Dengan demikian, kerja sama dalam administrasi dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu kerja sama yang ikhlas dan sukarela (vountary cooperation), dan kerja sama yang dipaksakan (compulsory atau antagonistic cooperation).
- Sarana dan prasarana, secara "aksiomatik" dapat dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah orang yang terlibat, semakin sederhana tujuan yang ingin dicapai, serta semakin mudah tugas-tugas yang ingin dilaksanakan, semakin sederhana sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Dapat dipastikan pula bahwa sifat, ruang lingkup, dan bentuk kegiatan administrasi berbeda dari zaman ke zaman, berbeda pula dari satu waktu, kondisi ke suatu waktu dan kondisi yang lain. Ya karena tujuan yang berbeda-beda, tingkat kebutuhan yang berlain-lainan, dan kecerdasan yang beraneka ragam.
Waktu baca : Minggu, 9 Oktober
Ringkasan 2 :
3. Manajemen
Manajemen yaitu sebagai proses penyelenggaraan
kegiatan dalam rangka penerapan tujuan, dan sebagai keterampilan orang yang
menduduki jabatan manajerial, untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari Administrasi, karena memang
manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi.
Dalam hubungan ini perlu diperhatikan, bahwa manajemen dalam arti sebuah kelompok. Pimpinan tidak melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dapat dikatakan bahwa manajemen dan administrasi tidak dapat di pisah-pisahkan, keduanya saling keterkaitan. Mungkin, hanya beberapa kegiatannya saja yang dapat dibedakan. Apabila dilihat dari segi fungsional, administrasi mempunyai tugas utama, seperti :
- Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (Organitational goals);
- Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi (General and over all policies).
Manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan, dalam batas kebijakan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental dan sektoral. Hanya saja kebijaksanaan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat khusus dan pelaksanaan (operasional).
Judul Buku : PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
Penulis
: Bright Learning Center
Penerbit
: Bright Publisher
Kota Penerbit: -
Tahun terbit
: 2020
Jenis Buku
: Bukan Fiksi
Tebal Buku : 247 Lembar
Halaman ke : 1-5
Waktu baca : Senin, 3 Oktober 2022.
Ringkasan :
Pemakaian Huruf
A Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri
atas 27 huruf.
Berikut huruf-huruf dan contoh pemakaiannya :
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal
dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yakni a, e, i, o, dan u.
Berikut contoh pemakaian huruf vokal tersebut :
Catatan: Dalam pengucapan huruf E ada yang namanya diakritik, dan diakritik adalah suatu tanda baca tambahan pada huruf yang mempunyai penulisan yang sama dan pengucapan yg berbeda. Berikut jenis diakritik tersebut :
- Diakritik (é) dilafalkan [e]. Contohnya: Pemuda di desaku sedang bermain di teras (téras). Kedelai adalah bahan utama dalam pembuatan kecap (kécap). Bibi sedang memasak terong balado bersama anaknya di dapur (térong).
- Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Contohnya: Andi dan Rahma menonton film seri (sèri). Pertahanan militer (militèr) Indonesia banyak dipuji oleh negara lain. Marta sedang memberi pakan ternak (tèrnak).
- Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Contohnya: Pertandingan sepak bola itu berakhir seri (sêri). Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia. Kecap (kécap) dulu makanan itu.
C. Huruf Konsonan.
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong.
Diftong adalah gabungan dari dua huruf yang menghasilkan
bunyi rangkap. Di dalam bahasa Indonesia, diftong dilambangkan dengan ai, au,
dan oi.
E. Gabungan Huruf
Konsonan
Gabungan huruf konsonan yaitu huruf kh, ng, ny, dan sy. Di dalam huruf tersebut melambangkan satu bunyi konsonan.
Halaman : 134-141
Ringkasan :
PERIBAHASA
A. Pengertian Peribahassa
Peribahasa merupakan bahasa berkias, atau bahasa yang tidak mengungkapkan makna secara langsung, namun menggunakan perbandingan yang biasanya berbentuk kalimat atau juga berbentuk kalimat-kalimat ringkas yang berisi ungkapan, perumpamaan, perbandingan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku kehidupan KBBI.
B. Jenis-jenis Peribahasa
Peribahasa bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang memiliki arti lugas terdiri atas dua jenis, yaitu bidall dan pepatah, sedangkan peribahasa yang memiliki arti simbolis, yaitu perumpamaan.
- Kalah jadi abu, menang jadi arang = Sama-sama merugi setelah bertengkar.
- Mengabui mata orang = Orang yang suka menipu orang lain.
- Ada udang di balik batu = Mempunyai keinginan yang disembunyikan.
- Tak ada tolak angsurnya = Mengejar cita-cita tak pandang usia.
- Adat dunia balas membalas, syariat palu memalu = Kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan.
- Adat rimba, siapa berani ditaati = Seseorang yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mengandalkan kekuatannya.
- Air susu dibalas dengan air tuba = Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
- Air beriak tanda tak dalam = Orang yang bodoh banyak bicara.
- Air tenang menghanyutkan = Orang yang pendiam biasanya pandai.
- Bagai air di daun talas = Orang yang pendiriannya tidak tetap.
- Air digenggam tiada tiris = Orang yang banyak harta tetapi tidak mau memberi sumbangan.
- Sebelum ajal berpantang mati = Hidup dan mati seseorang, hanya Tuhan yang dapat menentukan.
- Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan = Semua isi hatinya telah dikeluarkan.
Judul buku : Bimbingan Konseling
Penulis : Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
Dr. Nani M. Sugandhi
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Kota Penerbit : Bandung
Tahun terbit : 2020
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 183 lembar
Waktu Baca : Senin, 10 Oktober
Halaman : 2-3
Ringkasan :
Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang memungkinkan Individu mampu berkontribusi dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Keterampilan atau keahlian yang sangat perlu dikembangkan adalah, meliputi :
- Keterampilan Kognitif dan Metakognitif: berpikir kritis, berpikir kreatif, belajar untuk belajar dan regulasi diri.
- Keterampilan sosial dan emosional: empati, efikasi diri, dan kolaborasi
- Keterampilan fisik: Menggunakan informasi baru dan menguasai teknologi komunikasi.
- Knowledge of Human Cultures and the Phsycal and Natural World
- and Practicall Skill
- Personal and Social Responsibility
- Integrative Learning.
Berdasarkan survey-survei pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2015, asosiasi AAC&U juga telah berhasil merumuskan beberapa kecakapan yang seharusnya dimiliki oleh para lulusan Perguruan Tinggi, yaitu : writing,critical thinking, quantitative reasoning, oral communication, intercultural skills, information literacy, ethical reasoning, analytic reasoning, research skills and project, integration of learning across disciplines, application of learning beyond the classroom, and civic engagement and competence.
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pada tahun 2015 menerbitkan suatu laporan yang berjudul “New Vision for Educational Unlocking the Potential of Technology”. Pada laporan tersebut diungkapkan tentang enam belas keahlian utama, dalam pendidikan di abad 21. Keahlian ini meliputi literasi dasar (foundational literacies), kompetensi (competencies), dan kualitas karaktern (character qualities).
Penulis : rs. Nurlan Darise, Ak, M.Si
Penerbit : PT MACANAN JAYA CEMERLANG
Kota Penerbit : -
Tahun terbit : 2008
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 332 lembar
Waktu Baca : Minggu, 16 Oktober
Halaman : 28
Ringkasan :
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
1. 1. Pengertian Akuntansi :
Judul buku : Pengantar Ilmu Hukum
Penulis : R. Soeroso, S.H.
Penerbit : Sinar Grafika
Kota Penerbit : Jakarta
Tahun terbit : 2009
Jenis Buku : -
Tebal Buku : 346 Halaman;21 cm
Waktu Baca : Senin, 5 Desember
Halaman : 117
Ringkasan :
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan, yang mengikuti dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar, maka akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Yang dimaksud dengan segala sesuatu adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya sebuah hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya. Hukum secara formal/formeel artinya dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanya hukum, di mana hukum dapat di cari, atau hakim menemukan hukum, sehingga dasar keputusannya dapat diketahui bahwa suatu peraturan tertentu mempunyai kekuatan mengikat atau berlaku dan lain sebagainya.
Menurut Prof Dr. Sudikno Sh. dalam bukunya "Mengenal Hukum", Terbitan Liberty 1986 halaman 62, sumber hukum itu sendiri digunakan dalam beberapa arti, seperti :
- Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya.
- Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan, berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat).
- Sebagai sumber dari mana kita mengenal hukum, misalnya Dokumen, Undang-undang, Lontar, Batu bertulis dan sebagainya.
- Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.
Judul buku : Kebijakan Hukum Pidana
Penulis : Vivi Ariyanti
Penerbit : Lontar Mediatama
Kota Penerbit : Bantul, Yogyakarta
Tahun terbit : -
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 194 Halaman
Waktu Baca : Selasa, 10 Desember
Halaman : 37-38
Ringkasan :
A. Pidana dan Tujuan Pemidanaan
Menurut Van Appeldoorn, sebagaimana yang di kutip oleh Budiono Kusumohamidjojo, tujuan hukum adalah tertib masyarakat yang damai dan seimbang. Namun, yang menjadi permasalahan adalah suatu tertib hukum pasti menghasilkan tertib ketertiban umum, tetapi ketertiban umum belum tentu hassil dari tertib hukum.
Tertib hukum menjadi tertib hukum, hanya karena mengandung keadilan, sehingga di dukung oleh Masyarakat sebagai subjek hukum umum. Tetapi ketertiban umum tidak niscaya mengandung keadilan, karena bisa saja di paksa oleh suatu kekuatan (misalnya pemerintah yang otoriter), yang berkepentingan terhadap suatu keadaanyang tunduk kepadanya, daripada memberi keadillan kepada masyarakat. Sehingga tidak berlebihan jika ditegaskan bahwa fungsi utama dad hukum adalah untuk menegakkan keadilan.
Istilah lain bagi pidana, yang lebih dikenal oleh masyarakat umum adalah "hukuman". Dalam bidang hukum pidana "hukuman" adalah terjemahan untuk kata "straf yang terdapat dalam KUHP 1915, atau kata "punishment" dalam literatur Anglo Saxon.
Menurut Richard Schwartz, dan Jerome H. Skolnick yang dikutip oleh Barda Nawawi Arief, sanksi pidana dimaksudkan untuk :
- Mencegah terjadinya pengulangan tindak pidana (to prevent recidivism).
- Mencegah orang melakukan perbuatan yang sama, seperti yang dilakukan si terpidana (to deterother from the perforcemance of simillar act).
- Menyediakan saluran untuk mewujudkan motif-motif balas dendam (to provide a channel or the expression of retaliotary motives.
Judul buku : Menjadi Kaya Lewat Waralaba
Penulis : Amir Karamoy
Penerbit : Pustaka Bisnis Indonesia
Kota Penerbit : Jakarta
Tahun terbit : 2005
Jenis Buku : Serial Wirausaha
Tebal Buku : 242 Halaman
Waktu Baca : Kamis, 22 Desember
Halaman : 1 - 4
Ringkasan :
Apa Itu Waralaba (franchise) dan Siapa Pelaku Waralaba ?
Kata franchise, berasal dari bahasa Latin, yaitu francorum rex yang berarti "free from servitude" dan jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berarti "bebas dari ikatan". Franchise mengandung pengertian kebebasan (freedom). Yang dimaksudkan kebebasan disini adalah, dalam kepemilikan usaha (business ownership), yaitu pihak-pihak yang berhubungan secara franchise, masing-masing memiliki hak usaha sendiri dan mengoperasikannya secara mandiri (independently owned and operated). Namun, dalam merek dan sistem pengelolaan usaha, termasuk kontrol kualitas produk/jasa, peralatan dan bahan baku, desain ruangan, dan lain sebagainya, didasarkan pada suatu standar yang baku dan mengikat.
Padanan kata franchise dalam Bahasa Indonesia adalah Waralaba, yang berarti "lebih menguntungkan", (wara = lebih; laba = untung). Dalam waralaba harus ada dua pihak yang menjalin hubungan kerja sama, yang diikat dalam suatu kontrak/prerjanjian, yaitu antara franchisor dan franchise. Franchisor dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Pemberi Waralaba, dan franchise adalah Penerima Waralaba. Namun, penggunaan dua kata terpisah dalam Bahasa Indonesia, yaitu Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba, dianggap terlalu "boros". Untuk itu, diperkenalkan istilah pewaralaba senagai padanan pemberi waralaba, dan terwalaraba untuk penerima waralaba.
Pewaralaba (berbentuk perusahaan atau perorangan) adalah pemilik HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang berupa merek, nama dagang, logo, desain, rahasia dagang serta paten, sistem manajemen, cara penjualan, cara penataan, cara pendistribusian, yang karakteristiknya khusus atau khas. Sedangkan Terwaralaba adalah pihak yang menggunakan atau memanfaatkan HaKI dan sistem usaha dengan cara meminjam (bukan mengalihkan).
Jadi, hakikat waralaba sebenarnya adalah peminjaman HaKI dan sistem usaha yang diikat dalam suatu kontrak atau perjanjian. Atas peminjaman tersebut terwaralaba membayar sejumlah biaya, dapat berupa franchise fees atau intial fees dan royalty fees. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa waralaba mengandung berupa elemen :
- HaKI (merek dan lain-lain).
- Sistem usaha yang khusus atau khas.
- Pembayaran biaya (fees).
- Perjanjian.
Judul buku : Berdamai Dengan Rasa Malas
Penulis : Munita Yeni
Penerbit : Psikologi Corner
Kota Penerbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2021
Jenis Buku : Self-Improvement
Tebal Buku : 204 Halaman
Waktu Baca : Minggu, 25 Desember
Halaman : 5 - 7
Ringkasan :
Apakah Malas Sebuah Anugerah?
Malas memang merupakan suatu sifat yang identik dengan rasa enggan untuk melakukan aktivitas apapun. Bisa dikatakan malas dekat dengan masalah mental depresi. Penderita depresi akan mendapati kekosongan dalam diri mereka, sehingga mereka enggan melakukan apapun pandangan hidup yang kalut membuat mereka malas menyelesaikan kegiatan, entah itu pekerjaan atau tugas di sekolah. Lambat laun mereka mulai kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mulai menata kamar, merapikan ruang kerja atau meja belajar, mandi sore dan mandi pagi tidur tepat waktu, bahkan juga bangun pagi. Dalam beberapa kasus penderita depresi bahkan malas untuk menjaga kebersihan rambut, tidak jarang seseorang penderita depresi akan terlihat kacau juga pada tampilan fisiknya.
Perasaan malas selain suka menunda, mereka juga suka mengabaikan. Kata-kata ini sering muncul saat manusia mengabaikan tanggung jawab mereka :
- "Ahh tidak apa-apa jika aku mengumpulkan tugas sedikit terlambat, teman-teman juga akan banyak nantinya yang akan mengumpulkan terlambat".
- Masih ada waktu dua hari untuk menyelesaiikan ini, sekarang waktunya mengumpulkan emergi dulu".
- "Hmm pagi ini masih ngantuk, tidak apa jika aku memejamkan mata lagi. Nanti sore saja aku mulai mengerjakan".
- "Sore ini aku lelah sekali, aku akan beristirahat dan santai dulu, besok pagi aku akan melakukannya".
Waktu Baca : Rabu, 28 Desember
Halaman : 8 - 11
Ringkasan :
Waktu Baca : Kamis, 28 Desember
Halaman : 12 - 17
Ringkasan :
A. Kecerdasan Emosi
Sebenarnya, apakah ada hubungan terselubung antara kecerdasan emosional dengan perasaan malas? Sebenarnya spesies kita mempunyai dua komponen otak penting yang memengaruhi tindakan dan pencitraan diri. Yaitu otak rasional dan otak emosional. Otak pengambil keputusan atau amigdala yang terletak dibelakang mata, bertindak dengan cepat berdasarkan pengalaman yang ditampung oleh otak rasional dan otak emosional saat memutuskan reaksi apa yang harus diambil. LeDoux memberikan hasil penelitian tentang hubungan khusus antara amigdala dengan otak emosional, amigdala mempunyai jalur darurat yang terhubung langsung dengan otak emosional. Itulah mengapa manusia sering berekspresi secara emosional berdasarkan pengalaman mereka ketika terdesak, terkejut, atau dalam situasi genting. Pengalaman otak emosional menjadi begitu penting untuk kita perhatikan, karena kiyta tidak pernah mampu memprediksi masa depan dan hal-hal yang mengejutkan apa yang mungkin harus kita jalani.
Kecerdasan emosi merupakan kecerdasan seseorang untuk bisa mengolah mood, menghormati perasaan marah, sedih, penat, kecewa, dan menyelaraskan perasaan positif dan negatif. Seseorang yang punya kecerdasan emosi, ia dengan cakap dapat mengetahui dan menangani perasaanya sendiri dan orang lain dengan baik. Dengan kecakapan emosional, manusia jadi lebih mudah mengontrol suasana hatinya dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ini sama simplenya dengan hal sepele seperti membuang sampah, ketika saya berada dalam suasana hati yang tidak enak. Perhatikan, biasanya akan lebih suka membuang bekas minuman dengan melempar dari kejauhan ke arah tempat sampah. Kalau masuk, ya itu asyikk: namun jika melesat, itu kesempatan saya untuk mengumpat.
Sama halnya dengan keadaan kamar, ketika sang empunya sedang kalah oleh emosi negatif, kamar akan terlihat sangat berantakan. Mungkin disana masih ada gelas dan sendok bekas dua hari yang lalu, kabel-kabel charge berserakan di meja, dan mungkin debu-debu halus yang mulai mengasar. Tapi, ketika sang empunya baru saja mendapat pujian yang mampu mengangkat moodnya, mengepel dan mengelap meja dengan lap basah tidak terasa berat lagi.
Judul buku : Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah
Penulis : A. Rahmat Rosyadi
Penerbit : Ghalia Indonesia
Kota Penerbit : Ciawi - Bogor
Tahun terbit : 2008
Jenis Buku : -
Tebal Buku : 244 Halaman
Waktu Baca : Kamis, 29 Desember
Halaman : 22 - 26
Ringkasan :
Penemuan Gagasan Penulis
1. Memperbanyak Baca Buku
Membaca sebagai sumber inspirasi, yang dapat melahirkan gagasan bagi penulis untuk menemukan berbagai teori, sejumlah informasi, atau sekumpulan data. Membaca buku apa saja dapat menambah cakrawala pengetahuan dalam meningkatkan profesionalitas penulis. Apalagi untuk menulis buku program studi dan buku ilmiah populer, memerlukan sumber dukungan dan rujukan yang bersifat ilmiah pula.
Membaca buku tidak sekadar membaca kata-kata saja, kalimat, atau paragraf yang tertulis dalam lembaran kertas hingga tamat. Menurut hernowo "membaca adalah mengikat makna". Untuk menulis topik tertentu harus membaca beberapa buku yang berkaitan dengan topik, tema, dan judul yang ditulis oleh penulis lain. Dengan begitu, penulis akan mempunyai pengetahuan yang amat luas tentang topik dan tema yang dituliskannya.
2. Memerhatikan Fenomena Kehidupan
Memerhatikan fenomena kehidupan masyarakat tidak kalah pentingnya dengan membaca buku teks. Hal ini dapat melahirkan berbagai gagasan yang lebih hidup dibandingkan dengan gagasan yang lahir dalam sebuah teks tulisan. Realitas kehidupan masyarakat justru lebih segar dalam menampilkan gagasan penulisan. Kehidupan masyarakat selalu berhubungan dengan dunia pengalaman secara praktis. Sedangkan dunia buku hanya berkaitan dengan pengetahuan secara teoritis. Masyarakat adalah pengetahuan hidup, dinamis. Buku adalah pengetahuan mati, statis.
3. Melakukan Survei Buku
Survei buku berbeda dengan membaca buku. Survei buku menjadi salah satu inspirasi yang dapat melahirkan gagasan baru dalam kepenulisan. Untuk menulis buku dengan topik dan tema tertentu, kita melakukan survei buku agar dapat membidik kelebihan atau kekurangan buku penulis lain. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan itu, kemudian mengisinnya dengan menulis buku yang sama, tetapi berbeda. Di sinilah letaknya kepiawaian seorang penulis yang tidak pernah kehabisan gagasan. Survei buku juga dimaksudkan untuk mengamati tren konsumsi pembaca.
Survei buku tidak selalu harus dilakukan di toko-toko buku yang jauh dari rumah dan harganya mahal, serta tempatnya mewah. Survei dapat dilaksanakan di berbagai tempat, misalnya di perpustakaan, di lapak buku loakan, atau tempat lain yang mudah dijangkau. Dalam survei buku, lakukan pengamatan, dengan melihat dan membacanya. Walaupun sepintas, untuk mengenali isi buku tersebut. Jika perlu, tanyakan ke toko buku, tema-tema apa saja yang sedang diminati konsumen.
4. Mempelajari Segmen Pembaca
Waktu Baca : Jumat, 30 Desember
Halaman : 72 - 75
Ringkasan :
- Narasi berplot, seperti dalam tulisan nonilmiah atau fiksi, di mana pandangan penulis tentang pengalaman hidup kemanusiaan merupakan faktor pengendali dan penentu, misalnya bagaimana gerak, tingkah laku, atau perbuatan pelaku dipilih dan diatur atau disusun.
- Narasi faktual, seperti dalam penulisan buku sejarah. Penulisan didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadiannya yang paling penting dan sangat berarti untuk dikemukakan. Menulisnya harus berurutan sesuai dengan keadaannya.
- Membantah atau menentang suatu usul atau pernyataan tanpa berusaha meyakinkan atau memengaruhi pembaca untuk memihak. tujuan utamanya adalah semata-mata untuk menyampaikan suatu pandangan.
- Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan memengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
- Mengusahakan pemecahan suatu masalah.
- Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.
Judul buku : Bicara Itu Ada Seninya
Penulis : Oh Su Hyang
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)
Kota Penerbit : Jakarta
Tahun terbit : 2018
Jenis Buku : Self-Improvement
Tebal Buku : 238 Halaman
Waktu Baca : Selasa, 3 Desember
Halaman : 45-50
Ringkasan :
Pintar Mendengar, Pandai Berbicara
- Pertanyaan Wujud Ketertarikan
- Pujian Detail Mendatangkan Reaksi Yang Baik
- Umpan Balik dengan nada Antusias
Waktu Baca : Rabu, 4 Desember
Halaman : 142-143
Ringkasan :
Sepuluh Aturan Komunikasi
- Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di "depan", jangan dikatakan di "belakang". Gunjingan sangatlah buruk.
- Memonopoli pembicaraan akan memperbanyak musuh. Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar. Semakin banyak mendengar akan semakin baik.
- Semakin tinggi intonasi suara, makna dari ucapan akan semakin terdistorsi. Jangan menggebu-gebu. Suara yang rendah justru memiliki daya.
- Berkata yang menenangkan hati, bukan sekadar enak didengar.
- Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan.
- Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji.
- Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan.
- Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi. Unsur non-verbal lebih kuat daripada unsur verbal.
- Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati. Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang. Baik itu positif atau pun negatif.
- Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita. Jangan berbicara sembarangan, dan bertanggugjawablah terhadap apa yang sudah diucapkan.
Judul buku : Kitab Microsoft Excel 2019
Penulis : Jubilee Enterprise
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Kota Penerbit : Jakarta
Tahun terbit : 2019
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 322 Halaman
Waktu Baca : Sabtu, 14 Januari
Halaman : 65 - 69
Ringkasan :
Fungsi dan Formula
Fungsi dan formula adalah otak dari MS Excel. Tanpa fungsi dan formula, MS Excel hanya alat yang digunakan untuk membuat tabel atau menata teks serta angka. Penulisan formula dapat dilakukan langsung di dalam sel maupun di dalam tempat khusus bernama Formula Bar.
- Operator: misalnya, operator penjumlahan (+), pengurangan (-), atau perkalian (*).
- Referensi sel: Sel yang akan memengaruhi atau dipengaruhi oleh formula harus ditulis, baik dalam bentuk nama sel (A6), range sel (A6-C6), atau pun nama, baik yang ada di dalam sheet yang sama, maupun berbeda.
- Value: biasa disebut nilai, baik dalam bentuk angka maupun teks, seperti "Selamat Ulang Tahun". Jika value berbentuk teks maka akan selalu diapit oleh tanda kutip ganda.
- Fungsi dan Argumen: Fungsi adalah perintah untuk menghasilkan nilai baru, seperti SUM, AVERAGE, dan lain sebagainya. Lengkap dengan argumen yang mengatur bagaimana perintah itu bekerja.
- Tanda kurung: berfumgsi untuk mengelompokkan elemen-elemen di atas untuk menghasilkan nilai baru.
- Formula menggunakan nilai secara langsung. Menulis formula yang langsung melibatkan nilai angka, dan bukannya sel. Misalnya: =10*15.
- Formula yang melibatkan sel secara langsung. Misalnya: =A1+A2.
- Formula yang melibatkan Name (kumpulan sel yang dijadikan satu dan diberi nama khusus). Misalnya: =Pengeluaran pendapatan.
- Formula yang melibatkan fungsi. Misalnya: =SUM(A1+A2).
- Formula yang melibatkan sel untuk pembanding. Karena membandingkan, misalnya data di sel A1 dan B1, maka akan menghasilkan salah satu dari dua nilai berikut, TRUE atau FALSE. Misalnya =A1=B1.
- Formula yang melibatkan tanda kurung. Misalnya: =(A1+A2)*C1.
Judul buku : Komunikasi Politik
Penulis : Efriza, Jerry Indrawan
Penerbit : Intrans Publishing
Kota Penerbit : Malang, Jatim
Tahun terbit : 2018
Jenis Buku : Karya Ilmiah
Tebal Buku : 266 Halaman
Waktu Baca : Minggu, 15 Januari
Ringkasan :
A. Pengertian Komunikasi
Judul buku : MINDSET (Mengerti Kekuatan Pola Pikir)
Penulis : Carol S. Dweck, Ph.d
Penerbit : PT Bentara Aksara Cahaya
Kota Penerbit : Pondok Aren, Tangerang Selatan
Tahun terbit : 2017
Jenis Buku : Self-Improvement
Tebal Buku : 387 Halaman
Waktu Baca : Kamis, 13 April 2023
Ringkasan :
PANDANGAN DUA MINDSET?
Apakah anda setuju atau tidak dengan tiap-tiap pernyataan dibawah :
- Anda adalah jenis pribadi tertentu, dan tidak banyak yang dapat dilakukan untuk benar-benar mengubahnya.
- Tak masalah apapun jenis kepribadian Anda, secara inti anda dapat selalu mengubahnya.
- Anda dapat melakukan segala hal secara berbeda, tetapi bagian-bagian penting dari siapa diri Anda benar-benar tidak dapat di ubah.
- Anda dapat selalu mengubah hal-hal mendasar yang berkaitann dengan jenis kepribadian Anda.
Di sini, pernyataan 1 dan 3 terkait dengan mindset tetap. Sementara, pernyataan 2 dan 4 mencerminkan mindset tumbuh. Manakah yang lebih Anda setujui?. Mindset tetap membuat prihatin dengan bagaimana kita akan dinilai, sementara mindset tumbuh membuat anda fokus dengan upaya peningkatan.
APA PRIORITAS ANDA?
Orang-orang bermindset tetap hanya tertarik ketika umpan balik merefleksikan (mencerminkan) kemampuan mereka. Gelombang otak mereka menunjukan bahwa mereka sangat memperhatikan ketika diberi tahu bahwa jawaban mereka atau salah.
Tetapi, ketika diberi informasi yang dapat membantu mereka belajar, tidak ada ketertarikan sama sekali. Bahkan jika jawaban mereka salah, mereka tidak tertarik untuk mempelajari jawaban yang benar.
Hanya orang-orang yang bermindset tumbuh yang sangat memperhatikan informasi yang dapat memperluas pengetahuan. Dan memandang proses pembelajaran sebagai prioritas.
- Ketika diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada remaja, ada dua versi jawaban yng mereka berikan, orang-orang yang bermindset tetap mengatakan jodoh ideal seperti :
- Memuja mereka.
- Senantiasa membuat mereka merasa sempurna.
- Mengagung-agungkan mereka.
Dengan kata lain, jodoh yng sempurna akan mengabdikan sifat-sifat mereka. Realitanya tidak mesti seperti itu.
- Orang-orang bermindset tumbuh mengharapkan jenis mitra yang berbeda, jodoh ideal adalah yang seperti :
- Mampu melihat kesalahan-kesalahan dan membantu untuk memperbaikinya.
- Menantang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Mendorong untuk mempelajari hal-hal baru.
Komentar